
Kalau dulu kita sering menganggap asuransi itu ribet dan penuh dengan tumpukan kertas, sekarang semuanya mulai berubah berkat hadirnya insurtech. Istilah ini mungkin sudah sering muncul belakangan, terutama di kalangan yang akrab dengan teknologi finansial atau fintech. Bedanya, kalau fintech fokus pada layanan keuangan secara umum, insurtech lebih spesifik menyasar dunia asuransi.
Dengan adanya insurtech, pengalaman masyarakat dalam membeli polis, mengajukan klaim, hingga mendapatkan layanan nasabah jadi jauh lebih praktis. Perusahaan asuransi yang tadinya terkesan kaku dan birokratis, kini semakin mudah diakses hanya lewat smartphone.
Apa Itu Insurtech
Secara sederhana, insurtech adalah gabungan dari kata insurance dan technology. Artinya, pemanfaatan teknologi digital dalam industri asuransi untuk membuat layanan lebih cepat, efisien, dan ramah pengguna. Kehadiran teknologi ini membuat perusahaan asuransi bisa memberikan pengalaman yang lebih personal kepada nasabah.
Kalau dulu orang harus datang langsung ke kantor cabang hanya untuk sekadar membeli polis, sekarang semua bisa dilakukan dalam hitungan menit lewat aplikasi. Mulai dari pemilihan produk, perbandingan harga premi, hingga pembayaran sudah bisa dilakukan secara online.
Baca Juga: Anya Geraldine: Karier, Usia & Kisah Cintanya Saat Ini
Perkembangan Insurtech di Dunia
Tren insurtech bukan cuma populer di Indonesia, tapi sudah berkembang pesat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, perusahaan seperti Lemonade berhasil menggebrak industri dengan menawarkan asuransi berbasis AI yang transparan dan user-friendly. Di Eropa, ada Wefox yang menghubungkan broker, nasabah, dan perusahaan asuransi dalam satu ekosistem digital.
Asia juga tidak ketinggalan. China misalnya, punya ZhongAn yang lahir sebagai perusahaan asuransi digital pertama tanpa kantor fisik. Dengan pendekatan berbasis teknologi, ZhongAn bisa menjual ratusan juta polis dalam waktu singkat.
Perkembangan global ini jadi inspirasi banyak startup insurtech di Indonesia untuk menghadirkan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.
Baca Juga: Ghea Indrawari: Dari Idol ke Panggung Musik Nasional
Insurtech di Indonesia
Di Indonesia, penetrasi asuransi masih terbilang rendah. Banyak orang menganggap asuransi itu mahal, ribet, atau bahkan tidak terlalu penting. Di sinilah insurtech berperan besar. Dengan aplikasi mobile yang simpel, harga premi yang bisa disesuaikan, serta fitur klaim instan, masyarakat mulai terbuka untuk mencoba layanan asuransi.
Beberapa startup lokal seperti Fuse, Qoala, dan PasarPolis menjadi contoh bagaimana insurtech bisa menjembatani masyarakat dengan produk asuransi. Mereka bekerja sama dengan berbagai perusahaan asuransi besar untuk menghadirkan produk yang lebih mudah diakses, bahkan oleh masyarakat yang baru pertama kali mencoba asuransi.
Baca Juga: Profil Terbaru Jennifer Coppen
Keunggulan Insurtech Dibandingkan Asuransi Konvensional
Salah satu daya tarik utama insurtech adalah kemudahannya. Tidak perlu repot mengisi banyak formulir fisik atau menunggu agen datang ke rumah. Semua bisa dilakukan secara digital. Selain itu, teknologi AI dan big data memungkinkan insurtech memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang.
Contohnya, seseorang yang sering bepergian bisa ditawarkan asuransi perjalanan dengan harga terjangkau. Sedangkan bagi yang aktif menggunakan kendaraan, ada pilihan asuransi kendaraan yang bisa dibeli harian atau bulanan. Fleksibilitas ini jarang ditemui di asuransi konvensional.
Baca Juga: Profil Lengkap Ria Ricis Terbaru
Teknologi yang Dipakai dalam Insurtech
Salah satu alasan insurtech berkembang pesat adalah karena didukung oleh teknologi canggih. Beberapa teknologi utama yang sering digunakan antara lain
Artificial Intelligence
AI digunakan untuk menganalisis data nasabah, memprediksi risiko, hingga memproses klaim secara otomatis. Teknologi ini membuat layanan lebih cepat dan minim kesalahan.
Big Data
Data nasabah yang besar bisa diproses untuk memahami pola perilaku, kebutuhan, dan kebiasaan. Dengan begitu, insurtech bisa menawarkan produk yang benar-benar relevan.
Internet of Things
IoT memungkinkan perusahaan memantau kondisi kesehatan atau penggunaan kendaraan secara real-time. Contohnya, perusahaan bisa memberikan premi lebih murah bagi pengguna mobil yang berkendara dengan aman.
Blockchain
Blockchain digunakan untuk meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi. Dengan teknologi ini, data klaim tidak bisa dimanipulasi sehingga nasabah merasa lebih terlindungi.
Tantangan yang Dihadapi Insurtech
Meskipun terdengar menjanjikan, insurtech juga punya tantangan besar. Salah satunya adalah masalah regulasi. Industri asuransi sangat ketat dengan aturan, jadi startup baru harus benar-benar patuh pada regulasi yang ada.
Selain itu, masih ada tantangan dalam hal literasi. Tidak semua masyarakat paham tentang pentingnya asuransi, apalagi jika digabungkan dengan teknologi. Perusahaan insurtech harus pintar-pintar mengedukasi masyarakat agar mereka merasa nyaman menggunakan layanan digital.
Peran Insurtech dalam Meningkatkan Literasi Keuangan
Salah satu manfaat terbesar dari insurtech adalah membantu meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Dengan fitur edukasi di aplikasi, orang bisa lebih memahami apa itu premi, klaim, dan manfaat asuransi.
Banyak insurtech juga menyediakan artikel edukatif, simulasi biaya, hingga chatbot yang siap menjawab pertanyaan seputar produk. Hal ini membuat orang lebih percaya diri sebelum membeli polis.
Masa Depan Insurtech
Banyak pakar percaya bahwa insurtech adalah masa depan industri asuransi. Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan teknologi berpotensi tertinggal. Apalagi generasi muda yang kini lebih suka layanan cepat dan fleksibel, tentu lebih memilih aplikasi asuransi digital ketimbang datang ke kantor cabang.
Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat semakin banyak integrasi insurtech dengan layanan lain. Misalnya, membeli tiket pesawat sekaligus ditawarkan asuransi perjalanan otomatis. Atau aplikasi kesehatan yang langsung terhubung dengan asuransi kesehatan pribadi.
Insurtech dan Perubahan Gaya Hidup
Tidak bisa dipungkiri, insurtech juga ikut mengubah gaya hidup masyarakat. Orang yang tadinya malas mengurus asuransi karena ribet, sekarang bisa melakukannya sambil rebahan. Semua serba instan dan praktis.
Bahkan, beberapa insurtech menawarkan produk mikroasuransi dengan premi yang sangat terjangkau, hanya beberapa ribu rupiah per hari. Hal ini membuat asuransi tidak lagi dianggap sebagai produk untuk orang kaya, tapi bisa diakses oleh semua kalangan.
Insurtech dan UMKM
Selain individu, insurtech juga memberi dampak positif bagi pelaku UMKM. Banyak usaha kecil yang dulunya tidak punya perlindungan karena biaya premi mahal. Dengan adanya insurtech, mereka bisa mengakses produk asuransi bisnis yang lebih murah dan fleksibel.
Misalnya, asuransi untuk melindungi barang dagangan, karyawan, atau bahkan perlindungan saat melakukan pengiriman. Hal ini tentu membantu UMKM berkembang lebih aman dan berkelanjutan.
Kolaborasi Antara Insurtech dan Fintech
Banyak yang melihat bahwa masa depan insurtech akan berjalan beriringan dengan fintech. Keduanya sama-sama memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah akses layanan keuangan.
Bayangkan kalau aplikasi dompet digital juga menawarkan pilihan membeli asuransi hanya dengan beberapa klik. Atau platform investasi yang memberikan proteksi tambahan melalui produk asuransi. Kolaborasi ini bisa membuka peluang lebih besar untuk menjangkau masyarakat luas.
Inovasi Produk Asuransi dari Insurtech
Inovasi adalah salah satu kunci utama kesuksesan insurtech. Beberapa produk baru yang mulai populer antara lain
Asuransi Harian
Produk ini memungkinkan orang membeli proteksi hanya untuk satu hari. Cocok untuk mereka yang jarang bepergian tapi ingin tetap terlindungi saat melakukan perjalanan tertentu.
Asuransi Mikro
Dengan premi sangat kecil, produk ini menyasar masyarakat menengah ke bawah. Misalnya, asuransi kesehatan dengan biaya hanya ribuan rupiah per hari.
Asuransi On-Demand
Produk ini bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Contoh, asuransi kendaraan yang bisa dinyalakan hanya saat mobil dipakai.
Asuransi Berbasis Kesehatan Digital
Bagi mereka yang aktif menggunakan aplikasi kesehatan, insurtech bisa menyesuaikan premi berdasarkan gaya hidup sehat pengguna.
Insurtech dan Generasi Z
Generasi muda, terutama Gen Z, punya peran penting dalam perkembangan insurtech. Mereka lebih melek teknologi dan terbiasa menggunakan aplikasi digital. Ketika generasi ini mulai sadar pentingnya perlindungan, insurtech akan jadi pilihan utama karena praktis dan transparan.
Dengan cara komunikasi yang sederhana, desain aplikasi yang menarik, serta harga yang fleksibel, insurtech bisa menarik perhatian generasi muda untuk mulai peduli dengan asuransi sejak dini.
Harapan Terhadap Insurtech di Masa Mendatang
Ke depan, diharapkan insurtech tidak hanya fokus pada inovasi produk, tapi juga pada peningkatan kepercayaan masyarakat. Edukasi tetap penting agar masyarakat memahami bahwa asuransi adalah bagian dari perencanaan keuangan yang sehat.
Jika insurtech bisa menjaga transparansi, memberikan layanan cepat, serta menghadirkan produk yang relevan, bukan tidak mungkin masyarakat akan lebih terbuka terhadap asuransi. Pada akhirnya, industri ini bisa membantu meningkatkan perlindungan finansial secara lebih luas