metanest.net – Dalam dunia perangkat mobile, chipset adalah komponen utama yang menentukan performa dan efisiensi sebuah perangkat, baik smartphone maupun tablet. Dua nama besar yang paling dikenal dalam dunia chipset mobile adalah Snapdragon buatan Qualcomm dan Apple Silicon yang dikembangkan oleh Apple. gadget Keduanya bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam pasar chipset mobile, dengan masing-masing memiliki kekuatan dan kekurangan tertentu yang berpengaruh pada kinerja dan pengalaman pengguna. Artikel ini akan membandingkan kedua chipset tersebut dalam beberapa aspek, mulai dari performa, efisiensi energi, kompatibilitas, dan inovasi teknologi yang mereka bawa.
Baca Juga: Snapdragon 686: Prosesor Mobile Terbaru untuk Performa Optimal
1. Pengantar Tentang Snapdragon dan Apple Silicon
Snapdragon
Snapdragon adalah merek chipset yang dibuat oleh Qualcomm, yang sejak lama menjadi penyedia utama chipset untuk berbagai merek smartphone Android terkemuka. Chipset ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 dan telah berkembang pesat, digunakan oleh banyak pabrikan seperti Samsung, Xiaomi, OnePlus, dan lain-lain. Snapdragon tools mengintegrasikan CPU, GPU, modem, serta berbagai teknologi nirkabel dalam satu chip, menjadikannya solusi terlengkap untuk smartphone.
Sejak perilisan Snapdragon 888 dan Snapdragon 8 Gen 1, Qualcomm terus fokus mengembangkan performa, kecerdasan buatan (AI), konektivitas, dan pengolahan grafis yang mendukung penggunaan berbagai fitur canggih di smartphone premium.
Apple Silicon
Apple Silicon adalah serangkaian prosesor yang dikembangkan oleh Apple untuk menggantikan Intel dalam lini komputer Mac dan menggunakan teknologi ARM. Chip pertama dalam jajaran ini adalah Apple A-series, yang mulai digunakan pada iPhone pada tahun 2010. Namun, seiring dengan pengembangan lebih lanjut, Apple memutuskan untuk memproduksi chip buatan mereka sendiri untuk perangkat seperti iPad dan MacBook, dan memulai transisi menggunakan chip Apple Silicon pada komputer Mac pada tahun 2020, dengan memperkenalkan M1 Chip.
Apple Silicon dirancang secara internal oleh Apple dan dibangun berdasarkan arsitektur ARM. Chip ini memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai komponen dalam satu chip dengan efisiensi yang sangat tinggi, menjadikannya pesaing serius di pasar chipset, khususnya dalam kategori perangkat Apple.
Baca Juga: ZTE Blade V40s: Smartphone Terjangkau dengan Spesifikasi Menarik
2. Perbandingan Kinerja
2.1. Performa CPU
Salah satu faktor utama dalam membandingkan Snapdragon dan Apple Silicon adalah kinerja CPU mereka. Apple Silicon, khususnya M1 dan varian terbaru seperti M2, dikenal memiliki performa yang sangat mengesankan berkat arsitektur ARM yang disesuaikan untuk kebutuhan Apple. Chip seperti M1 dapat memberikan performa multi-core dan single-core yang luar biasa, melebihi banyak chipset dari pesaing. Ini membuat MacBook dengan M1 sangat cepat dalam menangani tugas-tugas berat seperti video editing, pengolahan gambar, dan pengoperasian aplikasi profesional. Hal ini juga tercermin pada kinerja iPhone yang menggunakan A-series chip, di mana A14 dan A15 bahkan lebih cepat daripada banyak chipset Android kelas atas.
Di sisi lain, Snapdragon dengan seri Snapdragon 8 Gen 2 menjadi salah satu yang tercepat untuk perangkat Android, dengan peningkatan signifikan pada multi-core performance. Snapdragon memanfaatkan teknologi Kryo CPU, yang dirancang untuk memaksimalkan performa sambil menghemat daya. Walaupun Snapdragon menawarkan performa yang sangat baik, terutama pada smartphone premium, performa yang ditawarkan seringkali belum setara dengan Apple Silicon, khususnya dalam kinerja single-core yang lebih unggul pada chip Apple.
2.2. Performa GPU
Apple tidak hanya menonjolkan CPU dalam Apple Silicon, tetapi juga memperkenalkan GPU yang sangat efisien dan kuat dalam chip mereka, yang terintegrasi langsung pada arsitektur chip tersebut. Dengan teknologi yang terintegrasi di dalam chip seperti M1 dan M2, Apple dapat menghadirkan GPU yang sangat kuat untuk pemrosesan grafis, bahkan dapat menangani aplikasi berat seperti rendering 3D dan permainan grafis tingkat tinggi pada perangkat mobile mereka.
Di sisi Snapdragon, Adreno GPU yang terdapat pada chipset mereka seperti Snapdragon 8 Gen 2 merupakan GPU yang sangat mumpuni untuk smartphone Android. GPU ini juga sangat baik dalam memainkan game dengan grafis yang menuntut dan mendukung resolusi yang lebih tinggi, walau secara keseluruhan performa GPU Apple Silicon cenderung lebih unggul pada tugas-tugas grafik yang lebih intensif.
2.3. Pengolahan AI dan Machine Learning
Baik Snapdragon maupun Apple Silicon memiliki kemampuan AI yang luar biasa, meskipun dengan pendekatan yang berbeda. Apple Silicon, khususnya chip M1 dan M2, menonjol dengan kemampuan Neural Engine yang sangat kuat, yang memungkinkan pengolahan AI untuk aplikasi-aplikasi seperti pengenalan wajah, analisis gambar, dan pengoptimalkan fitur-fitur seperti kamera dan peningkatan performa aplikasi. Kinerja Apple dalam AI tak bisa diragukan lagi, dengan pengolahan machine learning yang sangat cepat dan efisien.
Snapdragon juga sangat kuat dalam pengolahan AI, terutama dengan adanya Qualcomm AI Engine. Hal ini memungkinkan Snapdragon untuk mempercepat aplikasi berbasis AI, baik itu untuk penggunaan kamera, suara, atau pengalaman augmented reality. Qualcomm telah meningkatkan kemampuan AI di berbagai chipset terbarunya, namun dibandingkan dengan Apple, beberapa benchmark menunjukkan bahwa Apple Silicon memiliki sedikit keunggulan dalam kecepatan dan efisiensi.
Baca Juga: Ryzen 9 5900HX: Prosesor Terbaik untuk Gaming dan Kinerja Tinggi
3. Efisiensi Energi
Apple Silicon terkenal karena pengoptimalkan penggunaan energi yang sangat efisien, berkat desain chip yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan perangkat Apple. Chip seperti M1 memiliki keunggulan daya tahan baterai yang sangat impresif pada MacBook dan iPad, dengan performa yang sangat tinggi tanpa mengorbankan konsumsi daya. Begitu juga dengan chip A14 dan A15 Bionic di iPhone yang terkenal mampu menghadirkan performa tinggi tanpa memperburuk daya tahan baterai, bahkan dalam perangkat dengan desain ramping sekalipun.
Snapdragon, meskipun dikenal efisien dalam pengelolaan daya, cenderung lebih boros daya dibandingkan Apple Silicon. Snapdragon memang memanfaatkan proses pembuatan 5nm dan optimasi lainnya untuk mengurangi konsumsi energi. Namun, efisiensinya seringkali tertinggal dari Apple Silicon, terutama dalam kondisi penggunaan berat atau tugas intensif yang memerlukan banyak daya.
Baca Juga: Huawei Watch 3: Smartwatch Canggih dengan Fitur Lengkap
4. Kompatibilitas dan Ekosistem
Keunggulan dari Apple Silicon adalah integrasi hardware dan software yang sangat erat, karena semuanya dirancang oleh Apple. Hal ini memungkinkan performa yang sangat baik dan pengalaman pengguna yang mulus di semua perangkat Apple, dari iPhone hingga MacBook, tanpa masalah kompatibilitas yang signifikan. Aplikasi-aplikasi untuk Apple Silicon juga sangat teroptimasi dan berjalan sangat lancar karena kontrol penuh yang dimiliki Apple atas seluruh ekosistem perangkat mereka.
Snapdragon, di sisi lain, digunakan oleh berbagai OEM (Original Equipment Manufacturer) seperti Samsung, OnePlus, dan Xiaomi, dengan keberagaman sistem operasi Android dan pengoptimalkan software yang bervariasi di tiap perangkat. Walaupun Android telah banyak berkembang dalam hal kompatibilitas, ekosistem Snapdragon lebih bervariasi dan terfragmentasi, tergantung pada implementasi masing-masing produsen perangkat.
5. Inovasi dan Masa Depan
Baik Snapdragon dan Apple Silicon terus berinovasi. Apple Silicon memiliki kemampuan untuk terus beradaptasi dengan teknologi baru dan perangkat Apple yang semakin canggih, seperti memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan aplikasi yang lebih cerdas, atau merancang chip dengan performa lebih tinggi untuk Mac dan perangkat lainnya.
Snapdragon juga berfokus pada inovasi dalam kecerdasan buatan, konektivitas 5G, dan dukungan untuk teknologi jaringan dan aplikasi VR/AR, dengan target untuk menjadi pilihan utama di sektor smartphone Android dan IoT.